Saturday, November 29, 2008

Tips dan Cara Memperbaiki Windows XP Tanpa Instalasi Ulang.


Buat yang belum bisa untuk install ulang OS di Computernya dan blum tau gimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan dan eror yang terdapat pada OS Windows Xp, dibawah ini ada cara-cara dan tips untuk memperbaikinya jika OS Windows XP di PC anda ngulah tanpa perlu melakukan Instalasi ulang ;)
Memperbaiki Instalasi ( Repair Install )

Jika Windows XP Anda rusak (corrupted) dimana Anda tidak mempunyai sistem operasi lain untuk booting,
Anda dapat melakukan perbaikan instalasi (Repair Install) yang bekerja sebagaimana setting (pengaturan)
yang awal. Kemudian …

* Pastikan Anda mempunyai kunci (key) Windows XP yang valid.
* Keseluruhan proses akan memakan waktu kurang lebih 1/2 atau 1 jam, tergantung spek komputer Anda.
* Jika Anda dimintai password administrator, sebaiknya Anda memilih opsi perbaikan (repair) yang kedua,
bukan yang pertama.
* Masukkan CD Windows XP Anda dan lakukan booting dari CD tersebut.
* Ketika sudah muncul opsi perbaikan kedua R=Repair, tekan tombol R
Ini akan memulai perbaikan.
* Tekan tombol F8 untuk menyetujui proses selanjutnya “I Agree at the Licensing Agreement”
* Tekan tombol R saat direktori tempat Windows XP Anda terinstal. Biasanya C:\WINDOWS
Selanjutnya akan dilakukan pengecekan drive C: dan mulai menyalin file-file.
Dan secara otomatis restart jika diperlukan. Biarkan CD Anda dalam drivenya.
* Berikutnya Anda akan melihat sebuah gambar “progress bar” yang merupakan bagian dari perbaikan,
dia nampak seperti instalasi XP normal biasanya, meliputi “Collecting Information, Dynamic Update,

Preparing Installation, Installing Windows, Finalizing Installation

* Ketika ditanya, klik tombol Next
* Ketika ditanya untuk memasukkan kunci, masukkan kunci (key) Windows XP Anda yang valid.
* Normalnya Anda menginginkan tetap berada dalam nama Domain atau Workgroup yang sama.
* Komputer akan restart.
* Kemudian Anda akan mempunyai layar yang sama sebagaimana pengaktifan sistem ketika instalasi normal.
* Register jika Anda menginginkannya (biasanya tidak diperlukan).
* Selesai ;)

Thursday, November 27, 2008

Program Sidik Jari


Warga asing yang masuk atau tinggal di Jepang, kini harus diambil sidik jari dan fotonya. Hal ini merupakan bagian dari program anti teroris yang diterapkan oleh pemerintah Jepang. Data sidik jari dan foto akan diperiksa silang dengan database teroris International, dan daftar hitam yang dibuat pemernitah. Pada hari pertama diberlakukan, sudah terjaring lima orang asing karena data mereka cocok dengan yang ada didalam daftar hitam.

Menurut laporan surat kabar surat kabar Jepang, mainichi, dua dari lima orang tersebut berasal dari Cina dan Filipina. Program ini telah menuai kecaman dari pemrotes yang sempat berkumpul didepan gedung kementrian luar negeri. Mereka menyebut pemerintah sebagai rasis dan xenophobia. Xenophobia adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan rasa ketakutan atau ketidaksukaan pada orang asing. Sementara pihak pemerintah sendiri membantah bahwa mereka anti terhadap orang asing.

Ditahun 2000, program semacam ini sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh pemerintah Jepang. Tapi dihentikan, dengan alasan khawatir akan masalah privasi dan HAM.

Satelit Terbesar Dunia Akan Mengorbit


SATELIT terbesar di dunia segera mengorbit bumi. Transfer data akan semakin mudah, cepat, dan dalam kapasitas besar. Bersiaplah menyambut era kantor virtual.

Baru-baru ini, Inmarsat, operator satelit komunikasi raksasa asal Inggris, mengumumkan bakal meluncurkan satelit terbesar di dunia. Tak pelak, inilah “cermin” pemantul gelombang radio buatan manusia paling elok yang pernah dibuat. Selain ukurannya cukup jumbo, sebesar bus, satelit itu juga memiliki kemampuan lima kali lipat dibanding para pendahulunya.

Menurut korporasi yang bermarkas di Kota London itu, Alphasat I-XL, demikian nama proyek bernilai 260 juta euro itu dinamai, yang memiliki bobot enam ton tersebut disiapkan untuk meningkatkan layanan high-bandwidth (kemampuan transfer data), misalnya untuk internet mobile, di kawasan Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Afrika.

Inmarsat sendiri merancang Alphasat I-XL untuk menopang operasi satelit besar lainnya, I-4, yang telah diluncurkan oleh perusahaan pemilik jaringan broadband internasional lainnya, Bgan. “Kami percaya bahwa satelit ini akan memiliki kemampuan memantulkan gelombang lebih baik dalam meningkatkan kapasitas di suatu area dan mendongkrak kecepatannya,” ujar juru bicara Inmarsat, Chris McLaughlin.

Dengan diluncurkannya satelit raksasa itu, maka orang bakal dengan mudah memiliki kantor virtual yang bisa dioperasikan di seluruh penjuru dunia, baik di darat maupun di tengah laut. Hal itu dimungkinkan karena pelanggan satelit tersebut akan mendapatkan koneksi yang cukup besar hanya dengan menggunakan terminal seukuran laptop. Tak heran pula jika pasar yang diincar oleh entitas bisnis itu adalah pengusaha di perusahaan yang bergerak di bidang maritim, petrokimia, para pekerja pertolongan pasca-bencana alam, dan jurnalis.

Misi untuk meluncurkan Alphasat I-XL sebenarnya kelanjutan dari sebuah program pengembangan teknologi antara Eropa dan Prancis (Esa dan Cnes). Alphabus, demikian program tersebut biasa dikenal, dirancang untuk menghasilkan satelit generasi baru yang memungkinkan kalangan industri Eropa bersaing di pasar global, khususnya dalam menghadapi produk yang dilansir oleh industri luar angkasa Amerika.

Dan kelak, Alphasat I-XL akan menjadi satelit pertama yang menggunakan sistem Alphabus. Teknologi satelit baru tersebut menggunakan prosesor sinyal digital terbaru yang diproduksi oleh EADS Astrium. Perusahaan pembuat satelit ternama itu juga merancang kerangka dan merakitnya dengan bekerja sama dengan gergasi lain, Thales Alenia Space. Sementara “otaknya” dibuatnya oleh Stevenage dan Portsmouth Center.

Satelit ini, kata Dave Robson, juru bicara Astrium, memiliki kapasitas komunikasi lima kali lipat dibandingkan satelit Inmarsat-4. “Dengan kelebihan itu, kami dapat memuat data elektronik dengan luar biasa besar,” sahutnya.

Alphasat I-XL memiliki sebuah antena reflektor sepanjang 12 meter yang mampu menghasilkan tenaga listrik 12 kW serta memiliki umur teknis 15 tahun. Satelit tersebut menggunakan mesin ion yang lebih efisien dibandingkan dengan mesin yang ada selama ini.

Karena ukurannya yang cukup besar, diperlukan roket yang cukup bertenaga untuk meluncurkannya. Lantas, pilihan dijatuhkan kepada Ariane 5 ECA milik lembaga penerbangan Eropa. Rencananya, angkutan luar angkasa super itu beserta muatannya akan siap diluncurkan pada 2013.

Sebenarnya, awal November lalu, Inggris juga telah meluncurkan salah satu satelit raksasa terbarunya yang ditujukan untuk kepentingan militer. Skynet 5B, demikian proyek itu dinamai, direncanakan bakal beroperasi hingga tahun 2020 serta mendukung operasi angkatan bersenjata negara kerajaan itu.

Dengan satelit baru tadi maka kapasitas pengiriman data antarmarkas komando militer dapat menjadi semakin besar dan cepat, atau dua kali dari kemampuan yang ada sebelumnya. Selain itu, Skynet 5B juga dilengkapi dengan kemampuan bela diri. Sebagai misal, tahan terhadap gangguan laser bertenaga tinggi dan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan senjata nuklir (gelombang biasanya membuat sistem elektronik langsung KO).

Jepang Tak Mau Ketinggalan

Tak hanya itu, antena khusus yang ada pada Skynet 5B juga mampu membuat sinyal komunikasi menjadi kacau dan tersumbat. Di saat yang sama, bisa membuat jalur khusus yang terbuka untuk digunakan oleh para petinggi militer. “Angkatan bersenjata akan mendapatkan teknologi yang lebih maju dan cepat,” kata Malcolm Peto, petinggi Paradigm Secure Communications, perusahaan swasta yang mengembangkan teknologi tersebut.

Jika menengok ke belakang, perlombaan meluncurkan satelit berukuran raksasa kian panas setelah mengorbitnya Inmarsat-4 F2 pada November 2005 yang melayani komunikasi negara-negara Benua Amerika dan Samudra Atlantik. Sebelumnya, pada bulan Maret, mengorbit pula satelit jumbo yang memiliki jangkauan seantero Eropa, Afrika, dan Samudra Pasifik.

Negara di kawasan Asia pun tak mau ketinggalan. Jepang, misalnya, juga telah berhasil meluncurkan satelit geostasioner terbesarnya berbobot 5,8 ton pada akhir tahun lalu. Kiku Number 8, nama proyek itu, digagas untuk memperkuat daya terima sinyal telepon seluler di sejumlah daerah terpencil. Namun, satelit itu belum dimanfaatkan untuk kepentingan komersial.

Benar, bahwa di kota-kota besar telah tersedia jaringan kabel untuk melayani komunikasi yang sangat baik. Tapi, di tempat-tempat terpencil atau buat mereka yang selalu berpindah lokasi, layanan satelit akan menjadi satu-satunya pilihan. Dan akhirnya, dengan satelit yang makin besar dan canggih, layanan TV, internet, radio digital, high-definition TV, serta telepon bergerak generasi baru bakal semakin mudah didapatkan, di mana pun dan kapan pun.

Engineering

Engineering is the discipline and profession of applying technical and scientific knowledge and utilizing natural laws and physical resources in order to design and implement materials, structures, machines, devices, systems, and processes that safely realize a desired objective and meet specified criteria. The American Engineers' Council for Professional Development (ECPD, the predecessor of ABET[1]) has defined engineering as follows:

“[T]he creative application of scientific principles to design or develop structures, machines, apparatus, or manufacturing processes, or works utilizing them singly or in combination; or to construct or operate the same with full cognizance of their design; or to forecast their behavior under specific operating conditions; all as respects an intended function, economics of operation and safety to life and property.”[2][3][4]

One who practices engineering is called an engineer, and those licensed to do so may have more formal designations such as European Engineer, Professional Engineer, Chartered Engineer, or Incorporated Engineer. The broad discipline of engineering encompasses a range of more specialized subdisciplines, each with a more specific emphasis on certain fields of application and particular areas of technology.